RK FO

Jumat, 05 Desember 2008

Rumah Kabel Fiber Optic RKFO




Negara Indonesia yang kita cintai terletak di garis Khatulistiwa dan yang letak geografisnya terdiri ribuan pulau dan dipisahkan oleh selat dan laut lepas diantara dua samudera titik pertemuan dari beberapa lempeng bumi.

Akibat posisi geografis ini maka Negara kita sebenarnya penyebaran penduduk yang tidak merata dan pembagunan sarana prasarana serta penetrasi informatika dan telekomunikasi tidak merata keseluruh negeri.

Pemerintah telah mengambil langkah langkah ke depan dengan proyek Palapa Ring,USO,E-Gov dan proyek proyek lainnya yang telah di laksanakan oleh operator operator Telekomunikasi di dalam negeri untuk mencapai target fasilitas telekomunikasi dari Pemerintah (BRTI)

Langkah awal yang telah dilakukan adalah menyebarluaskan sarana prasarana infra struktur telekomunikasi ke seluruh wilayah NKRI,yang mana saat ini dunia sudah tidak ada lagi batasnya dengan teknologi informatika (IT).Dengan memanfaatkan teknologi tersebut dapat meningkatkan dunia pendidikan,perdagangan dan pendapatan per capita yang merata.

Perluasan sarana telekomunikasi adalah berbanding lurus dengan peningkatan pendapatan suatu wilayah,untuk itu kesiapan teknologi telekomunikasi 3 in 1 ,tentunya dengan jaringan fiber optic merupakan solusi yang terbaik


A. PENDAHULUAN.

1. Tujuan
Proposal solusi dari JASTELINDO ini merupakan solusi tepat sasaran dimana Pemerintah RI telah mengeluarkan kebijakan TKDN Total Kandungan Dalam Negri untuk proyek proyek infra struktur di Indonesia.
Sehingga dengan semakin besarnya komponen lokal , secara tidak langsung perusahaan-perusahaan operator telekomunikasi telah membantu pemerintah dalam menggerakan sektor riil dalam negeri dan menyelamatkan bangsa dari krisis globalisasi serta menyerap tenaga kerja.

2. Latar Belakang.
Sehubungan dengan pesatnya persaingan tarif diantara operator telekomunikasi dan vandalism yang marak akhir akhir ini ,mengakibatkan administrasi kabel optic yang telah terpasang merepotkan para operator.Dimana pada saat terjadi gangguan,operator banyak mendapat caci maki dari pelangganya karena layanannya terputus. Sedangkan divisi pemeliharaan harus mencari penyebabnya yang pada saat saat ini sambungan kabel optic ada yang masih menggunakan closure sebagai sambungan,dimana hasilnya tidak dapat cepat mengatasi gangguan karena sebagaimana disebutkan diatas administrasi kabel yang belum terarah dan sempurna menentukan arah putusnya kabel yang dimaksud.
Selain itu,kita semua mengetahui bahwa mendapatkan perijinan penempatan sarana prasarana perangkat telekomunikasi dari pengelola kota madya,tidak semudah membalikan tangan walaupun sarana telekomunikasi ada perlindungan dan undang undangnya dari Negara.
Maka kami membuat RKFO Rumah Kabel Fiber Optik untuk memudahkan operator telekomukasi dalam perencanaan bisnisnya,mengatasi gangguan dan hemat dalam ekspansi sesuai perkembangan permintaan para pelanggannya.


B. JARINGAN KABEL OPTIK.

1. Media komunikasi digital pada dasarnya hanya ada tiga, tembaga, udara dan kaca. Tembaga kita kenal sebagai media komunikasi sejak lama, telah berevolusi dari hanya penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, kita sebut nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantar. Tahun 1980-an kita mulai mengenal media komunikasi yang lain yang sekarang menjadi tulang punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik, sebuah media yang memanfaatkan pulsa cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel, total internal reflection.



2. Sebuah kabel serat optik dibuat sekecil-kecilnya (mikroskopis) agar tak mudah patah/retak, tentunya dengan perlindungan khusus sehingga besaran wujud kabel akhirnya tetap mudah dipasang. Satu kabel serat optik disebut sebagai core. Untuk satu sambungan/link komunikasi serat optik dibutuhkan dua core, satu sebagai transmitter dan satu lagi sebagai receiver. Variasi kabel yang dijual sangat beragam sesuai kebutuhan, ada kabel 4 core, 6 core, 8 core, 12 core, 16 core, 24 core, 36 core hingga 48 core. Satu core serat optik yang terlihat oleh mata kita adalah masih berupa lapisan pelindungnya (coated), sedangkan kacanya sendiri yang menjadi inti transmisi data berukuran mikroskopis, tak terlihat oleh mata.




3.
Bentuk kabel dikenal dua macam, kabel udara (KU) dan kabel tanah (KT). Kabel udara diperkuat oleh kabel baja untuk keperluan penarikan kabel di atas tiang. Baik KU maupun KT pada lapisan intinya paling tengah diperkuat oleh kabel khusus untuk menahan kabel tidak mudah bengkok (biasanya serat plastik yang keras). Di sekeliling inti tersebut dipasang beberapa selubung yang isinya adalah core serat optik, dilapisi gel (katanya berfungsi juga sebagai racun tikus) dan serat nilon, dibungkus lagi dengan bahan metal tipis hingga ke lapisan terluar kabel berupa plastik tebal. Dari berbagai jenis jumlah core, besaran wujud akhir kabel tidaklah terlalu signifikan ukuran diameternya.

4. Memotong kabel serat optik sangat mudah, cukup menggunakan gergaji kecil. Sering terjadi maling-maling tembaga salah mencuri, niatnya mencuri kabel tembaga yang laku di pasar besi/loak malah menggergaji kabel serat optik. Yang sulit adalah mengupasnya, namun hal ini dipermudah dengan pabrikan kabel menyertakan serat nilon khusus di bawah lapisan terluar yang keras sehingga cukup dikupas sedikit dan nilon tersebut berfungsi membelah lapisan terluar hingga panjang yang diinginkan untuk dikupas.

5. Untuk apa dikupas? Tentunya untuk keperluan penyambungan atau terminasi. Kita lihat dulu bagaimana pulsa cahaya bekerja di dalam serat kaca yang sangat sempit ini. Kabel serat optik yang paling umum dikenal dua macam, multi-mode dan single-mode. Transmitter cahaya berupa Light Emitting Diode (LED) atau Injection Laser Diode (ILD) menembakkan pulsa cahaya ke dalam kabel serat optik. Dalam kabel multi-mode pulsa cahaya selain lurus searah panjang kabel juga berpantulan ke dinding core hingga sampai ke tujuan, sisi receiver. Pada kabel single-mode pulsa cahaya ditembakkan hanya lurus searah panjang kabel. Kabel single-mode memberi kelebihan kapasitas bandwidth dan jarak yang lebih tinggi, hingga puluhan kilometer dengan skala bandwidth gigabit.

6. Inti kaca kabel single-mode umumnya berdiameter 8,3-10 mikron (jauh lebih kecil dari diameter rambut), dan pada multi-mode berukuran 50-100 mikron. Pulsa cahaya yang ditembakkan pada single mode adalah cahaya dengan panjang gelombang 1310-1550nm, sedangkan pada multi-mode adalah 850-1300nm.



7. Ujung kabel serat optik berakhir di sebuah terminasi, untuk hal tersebut dibutuhkan penyambungan kabel serat optik dengan pigtail serat optik di Optical Termination Board (OTB), bisa wallmount atau 1U rackmount. Dari OTB kabel serat optik tinggal disambung dengan patchcord serat optik ke perangkat multiplexer, switch atau bridge (converter to ethernet UTP).

8. Penyambungan kabel serat optik disebut sebagai splicing. Splicing menggunakan alat khusus yang memadukan dua ujung kabel seukuran rambut secara presisi, dibakar pada suhu tertentu sehingga kaca meleleh tersambung tanpa bagian coated-nya ikut meleleh. Setelah tersambung, bagian sambungan ditutup dengan selubung yang dipanaskan. Alat ini mudah dioperasikan, namun sangat mahal harganya. Inilah sebabnya meskipun harga kabel fiber optik sudah jauh lebih murah namun alat dan biaya lainnya masih mahal, terutama pada biaya pemasangan kabel, splicing dan terminasinya.



9. Pigtail yang disambungkan ke kabel optik bisa bermacam-macam konektornya, yang paling umum adalah konektor FC. Dari konektor FC di OTB ini kita tinggal menggunakan patchcord yang sesuai untuk disambungkan ke perangkat. Umumnya perangkat optik seperti switch atau bridge menggunakan konektor SC atau LC. Cukup menyulitkan ketika menyebut jenis konektor yang kita kehendaki kepada penjual, FC, SC, ST, atau LC.

10. Setelah kabel optik terpasang di OTB dilakukan pengujian end-to-end dengan menggunakan Optical Time Domain Reflectometer (OTDR). Dengan OTDR akan didapatkan kualitas kabel, seberapa besar loss cahaya dan berapa panjang kabel totalnya. Harga perangkat OTDR ini sangat mahal, meskipun pengoperasiannya relatif mudah. OTDR ini digunakan pula pada saat terjadi gangguan putusnya kabel laut atau terestrial antar kota, sehingga bisa ditentukan di titik mana kabel harus diperbaiki dan disambung kembali.

11. Untuk keperluan sederhana misalnya sambungan fiber optik antar gedung pada jarak ratusan meter (hingga 15km) kini teknologi bridge/converter-nya sudah semakin murah dengan kapasitas 100Mbps, sedangkan untuk full gigabit harga switch/module-switch-nya masih mahal. Jadi, meskipun harga kabel serat optik sudah di kisaran Rp10.000/m namun total pemasangannya membengkak karena ada biaya SDM yang menarik dan memasang kabel, biaya splicing setiap core-nya, pemasangan OTB, pengujian OTDR, penyediaan patchcord dan perangkat optiknya sendiri (switch/bridge).

C. Solusi Penetapan Ditribusi Optic
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.

Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan.
Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.
Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
a. Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
b· Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.


2. Berdasarkan indeks bias core :
· Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
· Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.

3. Bagian-bagian serat optik jenis single mode
Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

4. Aspek Finansial
Ditinjau dari aspek finansial didalam penggunaan fiber optic dibandingkan dengan penggunaan kabel tembaga sangat mudah dan efisien, antara lain:
a. Pengadaan suku cadang kabel fiber optic lebih gampang dan murah
b. Lebih mudah di dalam penerapan aplikasi
c. Lebih mudah di dalam pemeliharaan
d. Lebih cepat di dalam melakukan penyambungan apabila terjadi putus sambungan.
Dalam kebutuhan lain, seperti alat sambung pada tahun kebelakang pengguna sering menggunakan alat sambung yang diberinama Universal Clossure (UC) yang terdiri dari beberapa type ukuran, seiring dengan perkembangan jaman semakin banyaknya sambungan serta semakin banyaknya pencabangan maka semakin sulit untuk menggunakan alat sambung seperti tersebut diatas karena harus menggunakan kapasitas yang lebih besar, maka alat sambung yang dibutuhkan semakin meningkat serta biaya menjadi membengkak.
Disini kami PT. Jastelindo memberikan solusi yang sangat menguntungkan bagi pengguna saluran transmisi yang menggunakan teknologi Fiber Optic, kami mengembangkan suatu prodak yang diberinama Rumah Kabel Fiber Optic (RKFO) Outdoor dengan kapasitas mulai dari kapasitas 48 core (input dan putput) sampai dengan 288 core (input dan output) dan kapasitas dapat disesuaikan dengan pemesanan.


Pada kenyataannya dilapangan, dengan menggunakan RKFO didalam penyambungan, pemeliharaan, perbaikan dan lain sebagainya lebih efektip dan efisien dibandingkan dengan dengan menggunakan alat sambung lain yang harus selalu bongkar pasang yang memerlukan waktu yang cukup lama apa lagi jika sambungan tersebut berada di dalam galian tanah.
Contoh gambar tersebut adalah salah satu prodak RKFO yang sengaja di desain dan di rancang khusus untuk penggunaan sambungan luar dimana yang banyak memebutuhkan saluran serta pencabangan, Jastelindo sengaja berbuat sedemikian agar menghemat biaya yang dikeluarkan dan sekaligus dapat menampung kapasitas saluran yang lebih besar.




Gambar diatas adalah salah satu prodak dari Jastelindo dengan Type J-TEL 48A/144 dengan kapasitas 144 core input dan 144 core output atau dapat juga digunakan menjadi Optical Termination Board (OTB) degan kapasitas 288 core input dan 288 core output.



Clik Gambar Untuk Melihat Secara Jelas



Alamat :

Jl. Terusan Pasir Koja No. 133
B A N D U N G

Phone: 022-6124560
Fax : 022-6124560
E-mail: jastelindo@cifo-routelink.com
Website: http://www.jastelindo.com/